Pai (Aom Sucharat Manaying) yang
tinggal di asrama khusus cewek dekat kampus memilih pindah kamar karena teman
satu roommatenya yang bernama Jane (Arisara Thongborisut) dan kebetulan lesbian
selalu ribut dengan pacarnya. Setelah pindah, bukannya tenang, Pai malah
sekamar dengan Kim (Suppanad Jittaleela) seorang lesbian yang condong kearah
cowok. Merasa makin nggak nyaman, Pai meminta pindah kamar lagi. Tapi rupanya
dia tak beruntung karena guru pengawas nggak mengizinkan Pai pindah. Akhirnya,
Pai pun terpaksa tinggal dengan Kim dengan banyak peraturan seperti nggak boleh
terlalu berisik, bahkan membuat batas garis wilayah dikamar mereka.
Seperti kata pepatah, cinta datang
karena terbiasa. Dan itu pulalah yang berlaku pada Pai. Lambat laun sifat
juteknya hilang, dia terkesan dengan segala perhatian Kim. Bahkan cemburu saat
Jane terang-terangan mendekati cewek tomboy itu. Lalu bagaimanakah rasa yang
tumbuh dihati Pai? Mengingat Kim bukan cowok meski perangainya bak seorang
cowok. Terlebih sudah ada Van (Sorranat Yupanant), pria yang selalu menanti
cinta Pai.
Film yang diangkat berdasarkan buku
“Yes Rak Nee Chai Leay & No Kor Wo Jai Mai Rak” karya Lalanon ini klise
sebenarnya. Tapi beruntung, lewat tangan dingin Nepali, sang penulis skenario,
mampu membuat sesuatu yang klise terlihat lebih menarik dengan dimasukan unsur
komedi situasi yang berhasil dimainkan beberapa karakter penudukung. Nggak cuma
itu, duet Ruengwit Ramasoota dibagian D.O.P dengan sang sutrdara, Sarasawadee
Wongsompetch, mampu membuat Yes Or No terlihat cantik dan enak dipandang
oleh mata.
Selain segi visualisasi yang cantik,
para pemerannya juga cantik-cantik dan bermain sesuai porsi. Terutama yang
berperan sebagai Pai. Sometime, dia terlihat seperti Song Hye Kyo. Tapi kadang
juga terlihat seperti Acha Septriasa. Haha... intinya betah banget deh nonton
film ini terlepas dari tema yang nggak lazim. Apalagi melihat dari segi ending
yang sangat wow, untuk ukuran film tentang hubungan sesama jenis. Masih banyak
kekurangan disana-sini sih sebenarnya. Tapi sebagai alternatif hiburan belaka,
bolehlah... plus asupan pesan yang tersirat, just be your self. That’s cliche
rite!