Jumat, 17 Februari 2012

Resensi Buku


A Novel by Windhy Puspitadewi, Let Go
Judul Buku      : Let Go
Pengarang       : Windhy Puspitadewi
Penerbit           : Gagas Media
Tebal Buku      : vi + 242
Tahun Terbit    : Cetakan ketiga 2010
Harga Buku     : Rp 35.000,00

Ringkasan Cerita :
Kau tahu apa artinya kehilangan? Yakinlah, kau tak akan pernah benar-benar tahu sampai kau sendiri mengalaminya
            Raka, seorang anak yatim yang sekaligus merupakan pelajar kelas X SMA tidak pernah bisa menerima kematian ayahnya. Ia pun tidak mau berziarah ke makan ayahnya. Ayahnya yang berjanji akan menjaga dia dan ibunya ternyata justru meninggalkannya karena ayahnya adalah seorang perokok berat. Ibunya menghidupi Raka dengan menjadi seorang wanita karir.
            Kehidupan Raka sebagai seorang pelajar di sekolah tidak pernah lepas dari yang namanya perkelahian. Ia lebih sering menggunakan otot daripada otaknya untuk menyelesaikan masalahnya. Hingga suatu saat dia dihadapkan pada sebuah hukuman untuk menjadi staff organisasi pers di sekolahnya dan di situlah ia dipertemukan  dengan orang-orang dengan karakter yang berbeda. Nathan, seorang jenius yang selalu bersikap sinis. Nadya, ketua kelas yang tak pernah minta bantuan orang lain. Dan Sarah, cewek pemalu yang selau membuat Raka ingin membantunya. Mereka terpaksa bersama untuk mengurus mading di sekolah.
            Raka merasa tidak cocok dengan sikap teman-temannya itu. Namun dengan sikapnya yang suka “mencampuri” urusan orang justru membuatnya masuk ke dalam kehidupan teman-temannya itu lebih jauh. Ia yang sering menolong si cewek pemalu, Sarah, membuat Sarah jatuh cinta kepada Raka. Namun Raka telah jatuh cinta kepada Nadya karena mereka memiliki banyak persamaan diantaranya mereka menyukai jenis film dan musik yang sama. Tak hanya itu, Raka juga jatuh lebih dalam di kehidupan Nathan. Hingga pada akhirnya ia tahu bahwa Nathan mengidap kanker otak yang membuat Raka harus siap untuk menghadapi kehilangan untuk kedua kalinya.
Jangan membeciku. Waktu terus berjalan, aku sudah mati, tapi kamu masih hidup. Tak perlu terikat masa lalu. Sungguh, nggak apa-apa bagiku kalau kelak kamu melupakanku. Biar aku saja yang mengingatmu, itu sudah lebih dari cukup bagiku.

Kelebihan buku :
Penulis benar-benar membuat cerita yang disesuaikan dengan kehidupan remaja masa kini. Alur ceritanya ringan tetapi bisa membuat pembaca begitu menghayati cerita. Penulis juga menggunakan kata-kata yang begitu menyentuh hati pembaca. Novel ini juga syarat makna, memberi pelajaran bahwa kehidupan tidak akan pernah lepas dari yang namanya kehilangan.

Kekurangan buku :
Buku ini hampir tidak memiliki kekurangan. Namun editor kurang hati-hati sehingga ada beberapa kata yang misstyped.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar